Oleh : Dewi Kartika (UNSIA)
SEMARANG — Beberapa bulan terakhir suhu cuaca di Kota Semarang sangat panas, angka kriminalitas terus meningkat. Seperti yang dilaporkan oleh Kepala Humas Kepolisian Polda Jawa Tengah bahwa tindakan kriminalitas di Kota Semarang meningkat 50 persen. Hal ini menjadi PR bagi kepolisian untuk dapat menurunkan angka tersebut. Dengan adanya kejadian kriminal tentu masyarakat merasakan keresahan dan perlu meningkatkan kewaspadaan dimana saja dan kapan saja.
Seperti yang terjadi di Kota Semarang tepatnya di Jalan Manunggal Jati Pedurungan pada pukul 14.00 wib, hari Sabtu tanggal 14 Oktober 2023. Nasib sial menimpa penjambret bernama Rony (22) dan Jadi (19) yang terjadi karena dimassa setelah menjambret handphone pengendara motor. Kejadian siang itu bermula ketika korban Sarno (35) mengendarai motornya sambil mencari web melalui google map. Saat sedang memutar balik, betapa terkejutnya tiba-tiba dari arah belakang ada dua orang yang sengaja mendekati sepeda motor mereka kearah Sarno lalu langsung mengambil handphone Sarno yang ada digenggamannya.
Setelah berhasil melakukan aksinya kedua pengendara tersebut langsung tancap gas sambil tertawa-bahak menertawakan korbannya. Merasa kaget Sarno berteriak dan mengejar pelaku. Warga sekitar melihat dan ikut mengejar namun tidak bisa menangkap pelaku. Tak putus asa Sarno terus mengejar mereka hingga kearah jalan raya.
Sayang keberuntungan tak berpihak pada dua penjambret tersebut. Jalan raya yang mereka lewati ternyata sedang dalam keadaan macet. Sambil terus berteriak, Sarno mengejar hingga menjadi pusat perhatian para pengendara. Sesampai di depan gang jalan Purwomukti penjambret terpojok dengan kepadatan massa pengendara lain yang mendengar teriakan Sarno. Akhirnya berkat bantuan tersebut, penjambret berhasil ditangkap. Karena merasa jengkel para pengendara bersama-sama memukul mereka hingga menyebabkan mereka terluka parah di kepala.
Pemukulan baru berhenti ketika polisi datang, dengan menggunakan mobil polisi kedua penjambret dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan. Setelah dirawat intensif selama 3 hari di Rumah Sakit dr. Kariadi, Dokter menyatakan bahwa nyawa mereka tidak dapat diselamatkan karena cidera parah yang alami dibagian kepala.
Dari keterangan yang dihimpun, ternyata kejadian tersebut sering sekali terjadi , bahkan mereka tak segan untuk melukai korban yang melawan. Informasi ini didapat ketika Polisi melakukan olah TKP dan meminta keterangan warga sekitar. Kapolsek Semarang Timur mengatakan mereka termasuk penjahat yang sudah lama dicari, karena banyak korban yang melaporkan penjambretan di jalan tersebut.
Sementara ini pihak kepolisian masih menunggu keluarga dari penjambret untuk mengambil jasad mereka di rumah sakit. Sedangkan korban masih dimintai keterangan di Polsek Semarang Timur terkait penjambretan yang dialaminya. Selain itu Polisi juga memeriksa sebagai Saksi beberapa orang telah melakukan pengeroyokan terhadap dua penjambret hingga menyebabkan kedua penjambret terbunuh.
Dilain tempat pihak keluarga penjambret telah menyatakan ikhlas dengan kejadian yang menimpa anak-anak mereka. Keluarga tidak akan menuntut masyarakat untuk melakukan pengeroyokan hingga menyebabkan mereka terbunuh. Bahkan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat terutama yang telah menjadi korban penjambretan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka Polisi menutup kasus ini dan jenasah keduanya telah dibawa pulang ke kampung halamannya yaitu Purwodadi untuk dimakamkan.